Bijak Dengan Kesempatan

Posted by je 5/19/2013 0 comments
Disuatu siang di hari sabtu, seorang kakek tua berdiri di sebuah taman dan terdapat dua ekor kucing liar di taman tersebut. Kucing yang satu berwarna coklat dan kucing yang kedua berwarna putih kotor. Kedua kucing ini terlihat kurus seperti kucing yang kurang makan. Namun kucing yang berwarna coklat bisa di katakana lebih gemuk di bandingkan dengan kucing yang berwarna putih ini. Siang itu keduanya sedang mengaduk-aduk tong sampah yang ada di taman untuk mencari makanan. Si kucing coklat nampak semangat dan ceria sekali ketika mencari makanan, namun tidak dengan kucing yang satunya. Sesekali si kucing coklat ini berlari-lari kecil dan melompat-lompat di tempatnya berpijak saat itu. Kakek yang berdiri di taman tadi pun melihat kedua kucing itu lalu memberi remah-remah rotinya ke masing-masing kucing liar ini. Si coklat sangat girang dan melahapnya dengan semangat, namun reaksi berbeda justru di tunjukkan oleh si kucing putih dekil. Ia hanya melihat saja remahan roti yang dilempar ke hadapannya.
Ketika si kucing coklat telah melahap habis rotinya, si kakek memberi lagi remahan roti tersebut. Lagi-lagi si kucing coklat makan dengan semangat dan si kucing putih ini hanya diam melihat remahan roti. Ia baru memakannya ketika si kucing coklat selesai makan. Tak banyak yang kucing putih ini makan, hanya bagian roti yang ia anggap enak saja yang dimakannya. Dan setelah kucing putih meninggalkan makanannya, si kucing coklat memakan habis sisa makanan milik si kucing putih. Pantas saja terdapat perbedaan yang cukup mencolok dari segi tubuh di antara kedua kucing ini.
Bagaimana dengan cerita diatas? Jelas sekali ada banyak pelajaran yang dapat kita petik dari cerita ini. Kebanyakan manusia di dunia ini bersikap seperti si kucing putih. Mereka menjalani hidup tanpa semangat, bahkan ketika kesempatan ada di depan mereka. Banyak dari kita yang melewatkan kesempatan dan baru bergerak ketika kesempatan kedua datang. Itu kalau kesempatan kedua datang, kalau tidak? Tidak ada yang bisa menjamin.
Hanya sedikit orang yang menjalani hidupnya dengan semangat penuh walau ia hidup dengan segala kekurangan dan keterbatasan. Mereka selalu menangkap setiap kesempatan yang datang karena mereka tahu bahwa tidak ada yang tahu kapan kesempatan akan datang kembali. Dalam hidup, kita diberi banyak pilihan dan kesempatan. Oleh karena itu buka hati dan mata kita untuk melihat dan peka terhadap setiap kesempatan yang ada. Sekecil apapun kesempatan yang datang pada diri Anda, jangan pernah sia-siakan itu, Tuhan memberikan kesempatan karena ia tahu ada rencana indah yang disediakanNya untuk Anda.
Jangan salah, kesempatan-kesempatan yang Anda anggap kecil sering kali menjadi permulaan terjadinya kesempatan besar. Ketika Anda menerima kesempatan kecil itu maka kesempatan besar telah menanti di depan Anda. Orang yang sukses pun banyak ditemui hidup dari kesempatan yang telah orang lain buang. Jangan sampai kata-kata “Seandainya kesempatan itu tidak saya lewatkan….”  No. No. No. Bukan waktunya lagi mengatakan hal seperti itu ketika Anda telah melewati kesempatan yang ada.
Mari bersikap bijaksana pada hidup, hargai setiap kesempatan yang ada di hidup Anda. Bila kita mulai setia pada hal yang kecil, maka kita akan mendapatkan hal yang lebih besar setelah itu. Jalani hari-hari ini dengan lebih bersemangat dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Karena di saat sulit selalu ada kesempatan untuk menemukan jalan yang mudah. Di setiap kesedihan selalu ada kesempatan untuk bersukacita, dan saat keterpurukan melanda Anda yakinlah selalu bahwa ada kesempatan untuk bangkit kembali.
Read More..

Pembelajaran Dari Sebuah jejak Kaki

Posted by je 5/12/2013 0 comments
Kala itu, saat hari sudah menjelang sore, para kawanan ayam digiring dari area persawahan ke dalam kandang milik seorang peternak yang letaknya lumayan jauh dari sawah tersebut. Saat peternak tersebut sedang menggiring ayam-ayamnya, ada satu ayam yang tersesat karena terpisah dari rombongannya. Ia tersesat saat berhenti di dekat kumpulan para kerbau yang sedang membajak sawah. Si ayam itu tiba-tiba panik dan takut begitu mengetahui bahwa dirinya terpisah dari kawanan ayam lainnya. 
Ayam itu berjalan kesana-kemari tak tentu arah, berkokok dengan nyaring untuk waktu yang cukup lama, namun nyatanya semua usaha tersebut nihil. Ia tetap terpisah dari kawanan ayam-ayam yang lain. Setelah merasa lelah, ia pun memilih untuk diam berdiri di pinggir ladang sawah. Kemudian kerbau yang sedang membajak sawah tadi memanggilnya.
“Hei Ayam…” Si ayam menengok mencari asal suara itu.
“Aku disini, lihat kemari.” ucap si kerbau. Si ayam melayangkan tubuh dan pandangannya kearah sawah yang terbentang luas. “Kenapa kau terlihat ketakutan seperti itu?”
“Aku tersesat, Kerbau. Aku terpisah dari kawanan Ayam yang lain.” Perasaan si ayam itu makin kacau dan makin khawatir. Ia benar-benar takut dan kalut sekarang.
“Kenapa kau malah bingung dan khawatir seperti itu? Kenapa tidak kau ikuti saja jejak-jejak kaki Ayam yang lain? Lihatlah di sekitarmu, bukankah itu jejak kaki kawanan Ayam yang lain?” Si ayam terdiam dan si kerbau hendak melanjutkan kegiatannya membajak. Mendengar saran dari si kerbau, muncullah energi besar yang membangkitkan semangat ayam untuk kembali kepada majikannya dan kawanannnya yang lain.
“Karena rasa takut dan khawatirmu otakmu tertutup oleh kabut tebal sehingga akalmu menjadi mendung” ucap si kerbau.
Kawan-kawan, dalam kehidupan ini banyak dari kita yang berlaku seperti si ayam tersebut. Ketika sesuatu terjadi di luar kendali kita, kita lebih sering di dera rasa bingung, khawatir, kalut, dan semacamnya. Padahal, untuk memecahkan situasi tersebut kuncinya hanya satu, ketenangan dan hati yang damai. Jika si ayam itu dapat bersikap tenang dan mengendalikan dirinya, tentu saran dari si kerbau akan muncul dikepalanya sebelum si kerbau itu mengatakannya.
Dalam setiap masalah yang hadir di hidup kita, sikap pertama yang harus kita ambil untuk meresponi masalah itu adalah ketenangan. Mencari ketenangan hati dan pikiran lalu mencari jalan keluarnya. Tidak ada masalah yang tak punya jalan keluar, setiap masalah diciptakan pasti mempunyai ujungnya. Jejak kaki dapat menuntun kita di dalam kehidupan. Dan jejak kaki itu bisa berupa apa saja, entah itu saran, kritik, nasihat, hinaan, pujian. Hati itu halus, maka ia akan sangat peka terhadap segala hal yang kasar. Namun hati yang halus itu tidak akan tercedarai oleh apapun ketika kita telah terlatih melewati setiap masalah dengan sikap yang tenang.
Read More..

Cerita Tentang Kebosanan

Posted by je 5/06/2013 0 comments
Pada suatu ketika Seorang Dosen ditanya oleh Mahasiswanya.

Siswa :"Sebenarnya apa itu perasaan 'bosan', Pak?"

Dosen : "Bosan adalah keadaan dimana pikiran menginginkan perubahan, mendambakan sesuatu yang baru, dan menginginkan berhentinya rutinitas hidup dan keadaan yang monoton dari waktu ke waktu."

Siswa :"Kenapa kita merasa bosan?"

Dosen :"Karena kita tidak pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki."

Siswa :"Bagaimana menghilangkan kebosanan?"

Dosen : "Hanya ada satu cara, nikmatilah kebosanan itu, maka kita pun akan terbebas darinya."

Siswa :"Bagaimana mungkin bisa menikmati kebosanan?"

Dosen :"Bertanyalah pada dirimu sendiri: mengapa kamu tidak pernah bosan makan nasi yang sama rasanya setiap hari?"

Siswa :"Karena kita makan nasi dengan lauk dan sayur yang berbeda, Pak."

Dosen :"Benar sekali, anakku, tambahkan sesuatu yang baru dalam rutinitasmu maka kebosanan pun akan hilang."

Siswa: "Bagaimana menambahkan hal baru dalam rutinitas?"

Dosen : "Ubahlah caramu melakukan rutinitas itu. Kalau biasanya menulis sambil duduk, cobalah menulis sambil jongkok atau berbaring. Kalau biasanya membaca di kursi, cobalah membaca sambil berjalan-jalan atau meloncat-loncat. Kalau biasanya menelpon dengan tangan kanan, cobalah dengan tangan kiri atau dengan kaki kalau bisa. Dan seterusnya."

Lalu Mahasiswa itu pun pergi.

Beberapa hari kemudian Mahasiswa itu mengunjungi Dosennya  lagi.

Siswa :"Pak , saya sudah melakukan apa yang Anda sarankan, kenapa saya masih merasa bosan juga?"

Dosen :"Coba lakukan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan."

Siswa :"Contohnya? "

Dosen :"Mainkan permainan yang paling kamu senangi di waktu kecil dulu."

Lalu Mahasiswa itu pun pergi.

Beberapa minggu kemudian, Ia itu datang lagi pada Dosennya.



Siswa :

"Pak , saya melakukan apa yang Anda sarankan. Di setiap waktu senggang saya bermain
sepuas-puasnya semua permainan anak-anak yang saya senangi dulu. Dan keajaibanpun terjadi.
Sampai sekarang saya tidak pernah merasa bosan lagi, meskipun di saat saya melakukan hal-hal yang dulu pernah saya anggap membosankan. Kenapa bisa demikian, Pak Tua?"


Sambil tersenyum Doesn itu berkata:


"Karena segala sesuatu sebenarnya berasal dari pikiranmu sendiri, anakku. Kebosanan itu pun berasal dari pikiranmu yang berpikir tentang kebosanan. Saya menyuruhmu bermain seperti anak kecil agar pikiranmu menjadi ceria. Sekarang kamu tidak merasa bosan lagi karena pikiranmu tentang keceriaan berhasil mengalahkan pikiranmu tentang kebosanan. Segala sesuatu berasal dari pikiran. Berpikir bosan menyebabkan kau bosan. Berpikir ceria menjadikan kamu ceria."
Read More..

Jebakan Tikus

Posted by je 4/30/2013 0 comments
Pada suatu malam, seekor tikus mengendap-endap di dalam dapur sebuah rumah keluarga petani. Betapa terkejut dia saat melihat sebuah bungkusan yang berisi satu kotak jebakan tikus. Hal tersebut tentu akan mengancam jiwanya. Dengan panik tikus itu berlari ke arah belakang rumah dan memberitahukan hal tersebut pada hewan peliharaan sang petani.

"Hati-hati, ada jebakan tikus... ada jebakan tikus..." ujar sang tikus dengan suara kencang.

Ayam yang mendengar suara itu melengos kesal, "Ya ya ya... tapi itu masalahmu, tikus. Berhentilah berteriak, kau membuatku sakit kepala," ujar sang ayam dengan suara jengkel.

Dengan sedih, tikus itu berlari meninggalkan kandang ayam menuju kandang kambing. "Ada jebakan tikus di dalam sana, jebakan tikus..." ujar si tikus memperingatkan.

Apa yang terjadi? Kambing seolah tidak peduli dan mengatakan, "Wah, aku ikut sedih, tapi bukan urusanku," lanjutnya.

Tikus kembali sedih karena kambing tidak peduli. Tetapi dia tidak menyerah memberi peringatan bahwa ada bahaya. Tikus berlari ke arah kandang sapi. "Waspada, harap waspada, si petani punya jebakan tikus,"

Sang sapi malah tertawa kencang, "Astaga tikus, itu bukan urusanku, tidak perlu menyampaikan kabar yang tidak perlu," ujar sapi lalu kembali tertawa.

Akhirnya tikus kembali ke lubangnya dengan perasaan sedih, tak ada satu pun yang peduli dengan kata-katanya.

Pada malam berikutnya, jebakan tikus itu berhasil menangkap sesuatu. Saat dilihat, bukan tikus yang terperangkap, tetapi ular berbisa yang masuk ke dalam rumah. Parahnya, ular yang sudah hampir mati karena terjepit di jebakan tikus mematuk tangan istri sang petani.

Setelah mengalami pengobatan, istri petani tak kunjung membaik, dia demam sangat tinggi. Melihat hal itu, petani menyembelih ayamnya lalu dimasak menjadi sup ayam untuk menurunkan demam sang istri, tetapi usaha itu sia-sia, karena istri sang petani meninggal keesokan harinya.

Banyak tamu yang datang saat pemakaman, sehingga petani terpaksa menyembelih kambing miliknya untuk dijadikan sajian demi menghormati tamu yang hadir. Dan ternyata, tamu yang datang semakin banyak, petani tersebut memang punya banyak teman, sehingga dia menyembelih sapi untuk dijadikan sajian kepada tamu-tamu yang datang dan berduka cita.

Tikus sangat sedih karena teman-teman di peternakan telah habis. Padahal dia sudah memperingatkan teman-temannya agar waspada. Akhirnya mereka justru menjadi santapan para tamu yang datang.

Cerita diatas hanyalah sebuah ilustrasi sederhana dan sebagai mahkluk Tuhan yang paling sempurna kita seharusnya dapat memetik Hikmah dari kisah diatas..diantaranya :
    Bantulah sesama, kau tak pernah tahu kebaikan apa yang datang, ataupun keburukan apa yang terhindar dari kau membantu mereka...
    Jangan meremehkan sebuah keburukan yang menimpa saudaramu, jika kau biarkan, boleh jadi cepat atau lambat kau pun juga akan ditimpanya...
Read More..

Siklus Kehidupan Terus Berlanjut..

Posted by je 4/22/2013 0 comments
Ketika burung hidup,
ia makan semut.

Ketika burung mati, semut makan burung.

Waktu terus berputar sepanjang jaman.
Siklus kehidupan terus berlanjut.

Jangan merendahkan siapapun dalam hidup. Akan tetapi kita harus menunjukkan penghargaan pada orang lain,
bukan karena siapa mereka,
tetapi karena siapakah diri kita sendiri.

Kita mungkin berkuasa tapi waktu lebih berkuasa daripada kita…..

Waktu kita sedang jaya, kita merasa banyak teman di Sekeliling kita, kita PD melakukan apa saja.

Waktu kita tak berdaya, barulah kita sadar siapa saja sahabat sejati kita.
Tapi waktu kita down, kita baru sadar selama ini siapa saja teman yang hanya memperalat & menggunakan kita…

Waktu kita sakit, kita baru tahu bahwa sehat itu sangat penting, jauh melebihi harta. Manakala kita miskin, kita baru tahu jadi orang harus banyak memberi/bersedekah dan saling membantu.

Ketika kita tua, kita baru tahu kalau masih banyak yang belum dikerjakan. Dan, setelah di ambang ajal, kita baru tahu ternyata begitu banyak waktu yang terbuang sia-sia.
Hidup tidaklah lama, sudah saatnya kita bersama² membuat HIDUP LEBIH BERHARGA:

Saling menghargai
Saling membantu dan memberi
Saling mendukung
Jadilah teman setia tanpa syarat
Jauhkan niat jahat untuk mencelakai teman / memaksa seseorang melakukan suatu hal yang menyimpang untuk kepentingan pribadi kita.

YAKIN ..
Apa yang ditabur, itulah yang akan kita tuai..
Read More..

APAKAH TUHAN MENCIPTAKAN KEJAHATAN..?

Posted by je 4/15/2013 0 comments
Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswanya dengan pertanyaan ini, “Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?”.
Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, “Betul, Dia yang menciptakan semuanya”.“TUHAN menciptakan semuanya?” Tanya professor sekali lagi. “Ya, Pak, semuanya” kata mahasiswa tersebut.
Profesor itu menjawab, “Jika TUHAN menciptakan segalanya, berarti TUHAN menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa TUHAN itu adalah kejahatan.”Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Tiba-tiba ada Seorang  Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, “Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?”.
“Tentu saja,” jawab si Profesor,
Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, “Profesor, apakah dingin itu ada?”
“Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?” Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.
Mahasiswa itu menjawab, “Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaMahasiswa itu melanjutkan, “Profesor, apakah gelap itu ada?”
Profesor itu menjawab, “Tentu saja itu ada.”
Mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.”
Akhirnya mahasiswa itu bertanya, “Profesor, apakah kejahatan itu ada?”
Dengan bimbang professor itu menjawab, “Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan.”
Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi Anda salah, Pak. Kajahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan TUHAN. Seperti dingin atau gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan TUHAN. TUHAN tidak menciptakan kajahatan. Kajahatan adalah hasil dari tidak adanya rahmat TUHAN dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya.”
Profesor itu terdiam.
Read More..

Kisah Sang Mandor dan Para Perkerjanya

Posted by je 4/07/2013 0 comments
Seorang mandor bangunan yang berada di lantai 5 ingin memanggil pekerjanya yang lagi bekerja dibawah..

Setelah sang mandor berkali-kali berteriak memanggil, si pekerja tidak dapat mendengar karena fokus pada pekerjaanya dan bisingnya alat bangunan.. Sang mandor terus berusaha agar si pekerja mau menoleh keatas, di lemparnya uang 1.000-an rupiah yang jatuh tepat di sebelah si pekerja..Si pekerja hanya memungut uang Rp 1.000 dan melanjutkan pekerjaanya..

Sang mandor akhirnya melemparkan Rp 100.rb dan berharap si pekerja mau menengadah “sebentar saja” ke atas.. Akan tetapi si pekerja hanya lompat kegirangan karena menemukan uang Rp 100.000 dan kembali asyik bekerja..

Pada akhirnya sang mandor melemparkan batu kecil yang tepat mengenai kepala si pekerja.. Merasa kesakitan akhirnya si pekerja baru mau menoleh ke atas dan dapat berkomunikasi dengan sang mandor…..

Cerita tersebut diatas sama dengan kehidupan kita!!!

Tuhan selalu ingin menyapa kita kan,? tetapi kita selalu sibuk mengurusi “dunia” kita !!. Kita di beri rejeki sedikit maupun banyak, sering kali kita lupa untuk menengadah bersyukur!!! Bahkan lebih sering kita tidak mau tau dari mana rejeki itu datangnya? Bahkan kita selalu bilang,.. kita lagi “HOKI!”Yang lebih buruk lagi kita menjadi takabur dengan rejeki milik Tuhan!!

Jadi jangan sampai kita mendapatkan lemparan “batu kecil” yang kita sebut musibah! agar kita mau menoleh kepada Tuhan.
Sungguh!!!! Tuhan sangat mencintai kita, dengan Rahmat dan Rahim-Nya….
Read More..

"Aku Berdoa Supaya..."

Posted by je 4/01/2013 0 comments
Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Mark-lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya. Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip di atasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri.

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 pembalap” kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah di antaranya. Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa.

Matanya terpejam, dengan tangan bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, “Ya, aku siap!”. Dor!!! Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil tu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing.

“Ayo..ayo… cepat..cepat, maju..maju”, begitu teriak mereka. Ahha…sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai.
Dan… Mark-lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. “Terima kasih.”

Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. “Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?”
Mark terdiam. “Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan” kata Mark. Ia lalu melanjutkan, “Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain, aku, hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah.”

Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.

Teman, anak-anak, tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Mark, tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Mark, tak memohon Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya.

Namun, Mark, bermohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa, agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga. Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa pada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata.

Padahal, bukankah yang kita butuh adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya, dan panduan-Nya? Kita, sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa, dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan mudah menyerah.

Jadi, teman, berdoalah agar kita selalu tegar dalam setiap ujian. Berdoalah agar kita selalu dalam lindungan-Nya saat menghadapi itu ujian tersebut.
Read More..

Seperti Angin Yang Tak Pernah Kembali...

Posted by je 3/31/2013 0 comments
Seorang wanita muda, suatu hari Tanpa sengaja mengatakan hal yang menyakiti hati sahabatnya. Mengetahui bahwa hati sahabatnya terluka, ia menyesalinya perbuatannya segera dan akan melakukan apa saja untuk mengambil kata-katanya kembali. Wanita tersebut benar-benar tak mempertimbangkan ucapannya hingga ia telah melukai hati sahabatnya. 
Dalam usaha untuk menarik kembali ucapannya, wanita muda pun pergi kepada seorang wanita tua bijaksana di sebuah desa. Ia menjelaskan situasinya dan lalu meminta saran dan jalan keluar.

Wanita tua itu mendengarkan dengan sabar dalam upayanya untuk menentukan seberapa tulus penyesalan yang wanita muda ini miliki dan seberapa jauh ia bersedia untuk memperbaiki situasi. Wanita yang lebih tua, dengan bijaksana
akhirnya berkata, “Ada dua hal yang perlu dilakukan untuk menebus kesalahan. Yang pertama dari dua hal tersebut sangatlah sulit. Malam ini, bawalah satu genggam garam dan lalu tebarkan di ambang pintu setiap rumah sebelum terbit fajar. Tebarkan sedikit demi sedikit sampai habis garam itu. Setelah kamu selesai, barulah kembali padaku. Jika kamu sudah melakukan hal yang pertama dengan benar, barulah aku akan memberitahukanmu jalan keluar yang kedua.”
Wanita muda bergegas pulang untuk mempersiapkan tugasnya. Semalam suntuk ia bekerja di tengah dinginnya hawa saat itu. Dia pergi dari pintu ke pintu, berhati-hati jangan sampai mengabaikan satu rumah pun. Dia berlari menembus gelap, bersyukur bahwa rupanya ada yang bisa ia lakukan untuk memperbaiki kesalahannya. Sampai matahari terbit, ia pun akhirnya kembali kepada wanita tua bijaksana. Dia kelelahan, tapi lega bahwa usahanya akan dihargai. “Tanganku sudah kosong. Aku sudah menebarkan garam itu sedikit demi sedikit di ambang pintu setiap rumah. Lalu, apa yang harus aku lakukan untuk hal yang kedua?”
Wanita tua bijaksana berkata, “Kembalilah dan kumpulkan kembali garam yang kau tebar, maka semuanya akan menjadi sama seperti sebelumnya.”
Wanita muda tertegun. “Itu mustahil! Angin berhembus sangat kencang tadi malam. Orang-orang pun sudah mulai bangun dari tidurnya. Mereka bahkan mungkin sudah menyapu bersih halaman rumah mereka. Anda tidak seharusnya memintaku melakukan ini. Jika ini adalah hal yang kedua, maka itu tidak akan pernah bisa aku lakukan.”
“Itu benar,” kata wanita tua bijaksana. “Dan begitupun dengan ucapanmu. Kata-kata yang kamu lontarkan akan bisa seperti angin yang takkan bisa dikembalikan. Angin berhembus sangat kencang, begitupun ucapanmu yang akan semakin sulit untuk dikembalikan. Pilihlah selalu kata-kata yang baik agar Anda tak lantas menyesalinya, karena ingat, satu kata yang baik bisa menghangatkan tiga bulan musim yang dingin.”
Read More..

Total Tayangan Halaman