Motivasi VS Gravitasi
3/13/2011
0
comments
Banyak orang kesulitan membayangkan cara kerja motivasi dan ke arah mana pergerakannya. Ilustrasi berikut, menggunakan konsep motivasi dan gravitasi, mencoba memberikan penjelasan yang mudah.
Motivasi pada dasarnya adalah gerakan. Orang yang termotivasi akan bergerak, melakukan, mengerjakan, merealisasikan. Orang yang tidak termotivasi atau berpikiran negatif akan mengalami gaya gravitasi, yaitu gaya yang menarik dirinya ke bawah.
Jadi motivasi mengangkat kita ke atas, gravitasi akan menarik kita ke bawah.
Untuk menjadi termotivasi dan berpikiran positif jauh lebih sulit dibanding untuk terdemotivasi dan berpikiran negatif. Ibarat kita meluncurkan roket ke luar angkasa, dibutuhkan lebih banyak tenaga dan bahan bakar untuk meluncurkannya pada lima puluh ribu kaki pertama dibanding pada sisa perjalanan selanjutnya.
Awalnya kita mulai termotivasi, sangat sulit untuk ‘naik’ dan keluar dari kerumunan orang banyak yang negatif di bawah.
Tetapi begitu kita sudah mulai melayang dan merasa nyaman dengan kondisi termotivasi tersebut, maka hukum fisika tentang inersia/kelembaman akan mulai kita tinggalkan dan melayang ke atas akan terasa jauh lebih mudah.
Dibutuhkan rasionalitas, pengertian, kekuatan kemauan, fokus, dan upaya tidak ringan untuk mampu keluar dari kerumunan dan kebiasaan kelompok yang melingkupi kita.
Untuk menjadi berbeda, tentu saja dalam pengertian yang baik dan positif, adalah tidak mudah sehingga banyak pula yang kemudian jatuh lagi dan melakukan segala sesuatunya seperti sedia kala.
Tetapi begitu kita sudah dapatkan momentumnya, memecah kelembaman diri, kita akan melesat semakin cepat untuk menggapai keberhasilan/kesuksesan/kebahagiaan yang lebih luas dibanding orang kebanyakan.
Motivasi pada dasarnya adalah gerakan. Orang yang termotivasi akan bergerak, melakukan, mengerjakan, merealisasikan. Orang yang tidak termotivasi atau berpikiran negatif akan mengalami gaya gravitasi, yaitu gaya yang menarik dirinya ke bawah.
Jadi motivasi mengangkat kita ke atas, gravitasi akan menarik kita ke bawah.
Untuk menjadi termotivasi dan berpikiran positif jauh lebih sulit dibanding untuk terdemotivasi dan berpikiran negatif. Ibarat kita meluncurkan roket ke luar angkasa, dibutuhkan lebih banyak tenaga dan bahan bakar untuk meluncurkannya pada lima puluh ribu kaki pertama dibanding pada sisa perjalanan selanjutnya.
Awalnya kita mulai termotivasi, sangat sulit untuk ‘naik’ dan keluar dari kerumunan orang banyak yang negatif di bawah.
Tetapi begitu kita sudah mulai melayang dan merasa nyaman dengan kondisi termotivasi tersebut, maka hukum fisika tentang inersia/kelembaman akan mulai kita tinggalkan dan melayang ke atas akan terasa jauh lebih mudah.
Dibutuhkan rasionalitas, pengertian, kekuatan kemauan, fokus, dan upaya tidak ringan untuk mampu keluar dari kerumunan dan kebiasaan kelompok yang melingkupi kita.
Untuk menjadi berbeda, tentu saja dalam pengertian yang baik dan positif, adalah tidak mudah sehingga banyak pula yang kemudian jatuh lagi dan melakukan segala sesuatunya seperti sedia kala.
Tetapi begitu kita sudah dapatkan momentumnya, memecah kelembaman diri, kita akan melesat semakin cepat untuk menggapai keberhasilan/kesuksesan/kebahagiaan yang lebih luas dibanding orang kebanyakan.
0 comments:
Posting Komentar