Pembelajaran Dari Sebuah jejak Kaki
5/12/2013
0
comments
Kala itu, saat hari sudah
menjelang sore, para kawanan ayam digiring dari area persawahan ke dalam
kandang milik seorang peternak yang letaknya lumayan jauh dari sawah
tersebut. Saat peternak tersebut sedang menggiring ayam-ayamnya, ada
satu ayam yang tersesat karena terpisah dari rombongannya. Ia tersesat
saat berhenti di dekat kumpulan para kerbau yang sedang membajak sawah.
Si ayam itu tiba-tiba panik dan takut begitu mengetahui bahwa dirinya
terpisah dari kawanan ayam lainnya.
Ayam itu berjalan kesana-kemari tak tentu
arah, berkokok dengan nyaring untuk waktu yang cukup lama, namun
nyatanya semua usaha tersebut nihil. Ia tetap terpisah dari kawanan
ayam-ayam yang lain. Setelah merasa lelah, ia pun memilih untuk diam
berdiri di pinggir ladang sawah. Kemudian kerbau yang sedang membajak
sawah tadi memanggilnya.
“Hei Ayam…” Si ayam menengok mencari asal suara itu.
“Aku disini, lihat kemari.” ucap si
kerbau. Si ayam melayangkan tubuh dan pandangannya kearah sawah yang
terbentang luas. “Kenapa kau terlihat ketakutan seperti itu?”
“Aku tersesat, Kerbau. Aku terpisah dari
kawanan Ayam yang lain.” Perasaan si ayam itu makin kacau dan makin
khawatir. Ia benar-benar takut dan kalut sekarang.
“Kenapa kau malah bingung dan khawatir
seperti itu? Kenapa tidak kau ikuti saja jejak-jejak kaki Ayam yang
lain? Lihatlah di sekitarmu, bukankah itu jejak kaki kawanan Ayam yang
lain?” Si ayam terdiam dan si kerbau hendak melanjutkan kegiatannya
membajak. Mendengar saran dari si kerbau, muncullah energi besar yang
membangkitkan semangat ayam untuk kembali kepada majikannya dan
kawanannnya yang lain.
“Karena rasa takut dan khawatirmu otakmu tertutup oleh kabut tebal sehingga akalmu menjadi mendung” ucap si kerbau.
Kawan-kawan, dalam kehidupan ini banyak dari kita yang berlaku seperti si ayam tersebut. Ketika sesuatu
terjadi di luar kendali kita, kita lebih sering di dera rasa bingung,
khawatir, kalut, dan semacamnya. Padahal, untuk memecahkan situasi
tersebut kuncinya hanya satu, ketenangan dan hati yang damai. Jika si
ayam itu dapat bersikap tenang dan mengendalikan dirinya, tentu saran
dari si kerbau akan muncul dikepalanya sebelum si kerbau itu
mengatakannya.
Dalam setiap masalah yang hadir di hidup
kita, sikap pertama yang harus kita ambil untuk meresponi masalah itu
adalah ketenangan. Mencari ketenangan hati dan pikiran lalu mencari
jalan keluarnya. Tidak ada masalah yang tak punya jalan keluar, setiap
masalah diciptakan pasti mempunyai ujungnya. Jejak kaki dapat menuntun
kita di dalam kehidupan. Dan jejak kaki itu bisa berupa apa saja, entah
itu saran, kritik, nasihat, hinaan, pujian. Hati itu halus, maka ia akan
sangat peka terhadap segala hal yang kasar. Namun hati yang halus itu
tidak akan tercedarai oleh apapun ketika kita telah terlatih melewati
setiap masalah dengan sikap yang tenang.
0 comments:
Posting Komentar