Bijak Dengan Kesempatan

Posted by je 5/19/2013 0 comments
Disuatu siang di hari sabtu, seorang kakek tua berdiri di sebuah taman dan terdapat dua ekor kucing liar di taman tersebut. Kucing yang satu berwarna coklat dan kucing yang kedua berwarna putih kotor. Kedua kucing ini terlihat kurus seperti kucing yang kurang makan. Namun kucing yang berwarna coklat bisa di katakana lebih gemuk di bandingkan dengan kucing yang berwarna putih ini. Siang itu keduanya sedang mengaduk-aduk tong sampah yang ada di taman untuk mencari makanan. Si kucing coklat nampak semangat dan ceria sekali ketika mencari makanan, namun tidak dengan kucing yang satunya. Sesekali si kucing coklat ini berlari-lari kecil dan melompat-lompat di tempatnya berpijak saat itu. Kakek yang berdiri di taman tadi pun melihat kedua kucing itu lalu memberi remah-remah rotinya ke masing-masing kucing liar ini. Si coklat sangat girang dan melahapnya dengan semangat, namun reaksi berbeda justru di tunjukkan oleh si kucing putih dekil. Ia hanya melihat saja remahan roti yang dilempar ke hadapannya.
Ketika si kucing coklat telah melahap habis rotinya, si kakek memberi lagi remahan roti tersebut. Lagi-lagi si kucing coklat makan dengan semangat dan si kucing putih ini hanya diam melihat remahan roti. Ia baru memakannya ketika si kucing coklat selesai makan. Tak banyak yang kucing putih ini makan, hanya bagian roti yang ia anggap enak saja yang dimakannya. Dan setelah kucing putih meninggalkan makanannya, si kucing coklat memakan habis sisa makanan milik si kucing putih. Pantas saja terdapat perbedaan yang cukup mencolok dari segi tubuh di antara kedua kucing ini.
Bagaimana dengan cerita diatas? Jelas sekali ada banyak pelajaran yang dapat kita petik dari cerita ini. Kebanyakan manusia di dunia ini bersikap seperti si kucing putih. Mereka menjalani hidup tanpa semangat, bahkan ketika kesempatan ada di depan mereka. Banyak dari kita yang melewatkan kesempatan dan baru bergerak ketika kesempatan kedua datang. Itu kalau kesempatan kedua datang, kalau tidak? Tidak ada yang bisa menjamin.
Hanya sedikit orang yang menjalani hidupnya dengan semangat penuh walau ia hidup dengan segala kekurangan dan keterbatasan. Mereka selalu menangkap setiap kesempatan yang datang karena mereka tahu bahwa tidak ada yang tahu kapan kesempatan akan datang kembali. Dalam hidup, kita diberi banyak pilihan dan kesempatan. Oleh karena itu buka hati dan mata kita untuk melihat dan peka terhadap setiap kesempatan yang ada. Sekecil apapun kesempatan yang datang pada diri Anda, jangan pernah sia-siakan itu, Tuhan memberikan kesempatan karena ia tahu ada rencana indah yang disediakanNya untuk Anda.
Jangan salah, kesempatan-kesempatan yang Anda anggap kecil sering kali menjadi permulaan terjadinya kesempatan besar. Ketika Anda menerima kesempatan kecil itu maka kesempatan besar telah menanti di depan Anda. Orang yang sukses pun banyak ditemui hidup dari kesempatan yang telah orang lain buang. Jangan sampai kata-kata “Seandainya kesempatan itu tidak saya lewatkan….”  No. No. No. Bukan waktunya lagi mengatakan hal seperti itu ketika Anda telah melewati kesempatan yang ada.
Mari bersikap bijaksana pada hidup, hargai setiap kesempatan yang ada di hidup Anda. Bila kita mulai setia pada hal yang kecil, maka kita akan mendapatkan hal yang lebih besar setelah itu. Jalani hari-hari ini dengan lebih bersemangat dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Karena di saat sulit selalu ada kesempatan untuk menemukan jalan yang mudah. Di setiap kesedihan selalu ada kesempatan untuk bersukacita, dan saat keterpurukan melanda Anda yakinlah selalu bahwa ada kesempatan untuk bangkit kembali.
Read More..

Pembelajaran Dari Sebuah jejak Kaki

Posted by je 5/12/2013 0 comments
Kala itu, saat hari sudah menjelang sore, para kawanan ayam digiring dari area persawahan ke dalam kandang milik seorang peternak yang letaknya lumayan jauh dari sawah tersebut. Saat peternak tersebut sedang menggiring ayam-ayamnya, ada satu ayam yang tersesat karena terpisah dari rombongannya. Ia tersesat saat berhenti di dekat kumpulan para kerbau yang sedang membajak sawah. Si ayam itu tiba-tiba panik dan takut begitu mengetahui bahwa dirinya terpisah dari kawanan ayam lainnya. 
Ayam itu berjalan kesana-kemari tak tentu arah, berkokok dengan nyaring untuk waktu yang cukup lama, namun nyatanya semua usaha tersebut nihil. Ia tetap terpisah dari kawanan ayam-ayam yang lain. Setelah merasa lelah, ia pun memilih untuk diam berdiri di pinggir ladang sawah. Kemudian kerbau yang sedang membajak sawah tadi memanggilnya.
“Hei Ayam…” Si ayam menengok mencari asal suara itu.
“Aku disini, lihat kemari.” ucap si kerbau. Si ayam melayangkan tubuh dan pandangannya kearah sawah yang terbentang luas. “Kenapa kau terlihat ketakutan seperti itu?”
“Aku tersesat, Kerbau. Aku terpisah dari kawanan Ayam yang lain.” Perasaan si ayam itu makin kacau dan makin khawatir. Ia benar-benar takut dan kalut sekarang.
“Kenapa kau malah bingung dan khawatir seperti itu? Kenapa tidak kau ikuti saja jejak-jejak kaki Ayam yang lain? Lihatlah di sekitarmu, bukankah itu jejak kaki kawanan Ayam yang lain?” Si ayam terdiam dan si kerbau hendak melanjutkan kegiatannya membajak. Mendengar saran dari si kerbau, muncullah energi besar yang membangkitkan semangat ayam untuk kembali kepada majikannya dan kawanannnya yang lain.
“Karena rasa takut dan khawatirmu otakmu tertutup oleh kabut tebal sehingga akalmu menjadi mendung” ucap si kerbau.
Kawan-kawan, dalam kehidupan ini banyak dari kita yang berlaku seperti si ayam tersebut. Ketika sesuatu terjadi di luar kendali kita, kita lebih sering di dera rasa bingung, khawatir, kalut, dan semacamnya. Padahal, untuk memecahkan situasi tersebut kuncinya hanya satu, ketenangan dan hati yang damai. Jika si ayam itu dapat bersikap tenang dan mengendalikan dirinya, tentu saran dari si kerbau akan muncul dikepalanya sebelum si kerbau itu mengatakannya.
Dalam setiap masalah yang hadir di hidup kita, sikap pertama yang harus kita ambil untuk meresponi masalah itu adalah ketenangan. Mencari ketenangan hati dan pikiran lalu mencari jalan keluarnya. Tidak ada masalah yang tak punya jalan keluar, setiap masalah diciptakan pasti mempunyai ujungnya. Jejak kaki dapat menuntun kita di dalam kehidupan. Dan jejak kaki itu bisa berupa apa saja, entah itu saran, kritik, nasihat, hinaan, pujian. Hati itu halus, maka ia akan sangat peka terhadap segala hal yang kasar. Namun hati yang halus itu tidak akan tercedarai oleh apapun ketika kita telah terlatih melewati setiap masalah dengan sikap yang tenang.
Read More..

Cerita Tentang Kebosanan

Posted by je 5/06/2013 0 comments
Pada suatu ketika Seorang Dosen ditanya oleh Mahasiswanya.

Siswa :"Sebenarnya apa itu perasaan 'bosan', Pak?"

Dosen : "Bosan adalah keadaan dimana pikiran menginginkan perubahan, mendambakan sesuatu yang baru, dan menginginkan berhentinya rutinitas hidup dan keadaan yang monoton dari waktu ke waktu."

Siswa :"Kenapa kita merasa bosan?"

Dosen :"Karena kita tidak pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki."

Siswa :"Bagaimana menghilangkan kebosanan?"

Dosen : "Hanya ada satu cara, nikmatilah kebosanan itu, maka kita pun akan terbebas darinya."

Siswa :"Bagaimana mungkin bisa menikmati kebosanan?"

Dosen :"Bertanyalah pada dirimu sendiri: mengapa kamu tidak pernah bosan makan nasi yang sama rasanya setiap hari?"

Siswa :"Karena kita makan nasi dengan lauk dan sayur yang berbeda, Pak."

Dosen :"Benar sekali, anakku, tambahkan sesuatu yang baru dalam rutinitasmu maka kebosanan pun akan hilang."

Siswa: "Bagaimana menambahkan hal baru dalam rutinitas?"

Dosen : "Ubahlah caramu melakukan rutinitas itu. Kalau biasanya menulis sambil duduk, cobalah menulis sambil jongkok atau berbaring. Kalau biasanya membaca di kursi, cobalah membaca sambil berjalan-jalan atau meloncat-loncat. Kalau biasanya menelpon dengan tangan kanan, cobalah dengan tangan kiri atau dengan kaki kalau bisa. Dan seterusnya."

Lalu Mahasiswa itu pun pergi.

Beberapa hari kemudian Mahasiswa itu mengunjungi Dosennya  lagi.

Siswa :"Pak , saya sudah melakukan apa yang Anda sarankan, kenapa saya masih merasa bosan juga?"

Dosen :"Coba lakukan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan."

Siswa :"Contohnya? "

Dosen :"Mainkan permainan yang paling kamu senangi di waktu kecil dulu."

Lalu Mahasiswa itu pun pergi.

Beberapa minggu kemudian, Ia itu datang lagi pada Dosennya.



Siswa :

"Pak , saya melakukan apa yang Anda sarankan. Di setiap waktu senggang saya bermain
sepuas-puasnya semua permainan anak-anak yang saya senangi dulu. Dan keajaibanpun terjadi.
Sampai sekarang saya tidak pernah merasa bosan lagi, meskipun di saat saya melakukan hal-hal yang dulu pernah saya anggap membosankan. Kenapa bisa demikian, Pak Tua?"


Sambil tersenyum Doesn itu berkata:


"Karena segala sesuatu sebenarnya berasal dari pikiranmu sendiri, anakku. Kebosanan itu pun berasal dari pikiranmu yang berpikir tentang kebosanan. Saya menyuruhmu bermain seperti anak kecil agar pikiranmu menjadi ceria. Sekarang kamu tidak merasa bosan lagi karena pikiranmu tentang keceriaan berhasil mengalahkan pikiranmu tentang kebosanan. Segala sesuatu berasal dari pikiran. Berpikir bosan menyebabkan kau bosan. Berpikir ceria menjadikan kamu ceria."
Read More..

Total Tayangan Halaman